Jumat, 21 September 2012

Mampir Tegal dulu....



Hantu  Demokrasi....
hantu demokrasi...
berebut kursi...warna warni dasi
menggapai ouncak petinggi...
tak peduli, si kecil berebut nasi...
dari pongah gigi..meluncurkan kata basi
tak ada senyum peduli...
hanya suara hati yang mati...
jangankan sebuah solusi...
kau lebih berarti...bila menjinjing benci..
jangan sedih kawan sehati..
esok masih ada pagi
tempat kita mengatur nafas nanti....20 Sept 12


 Pantai Cinta
Bukankahkan pantai ini yang kau pilih ?....
berhias buih putih
bertelanjang kaki berkejaran di liuk pohon bakau...
kau pilih catatan yang dilukis camar camar...
jangan kau turuti...bara api di hati...
kau adalah untaian melati...dari Beirby...
yang elok dan glamour
secerah warna pematang di sawah...
sesegar pepohonan di kebon kita...

jangan kau tikam pantai, ini dengan
kata hati yang liar...dan akupun terkapar...
lukislah warna elok pagi berpupur mentari semburat
warna kuning emas...kau dan aku senada
mendulang kata cinta dari butir pasir
yang malu dan memerah wajahnya
di pantai kita berlabuh...SEMARANG, 21 Sept 2012


 Hujan
hujan...
kemanakah kau menyelinap...?
sengajakah kau bersembunyi di
lekuk tubuh bidadari...bercanda ria dengan
Dewi Supraba..atau Dewi Dersonolo..
awan yang kau kirim...hanya mampu
memberi kabar, betapa sawah ladang telah retak,
tumbuhan meranggas...

adakah pintamu, yang masih kusembunyikan...?
meski telah aku tebarkan harum melati
agar kau lebih gairah menjenguku..
yang telah mengering kerongkongan ini
yang tersudut dalam deru debu atmosfer

hujan...
jangan kau turut menjadi saksi
pada episode manusia yang
membunuh rasa syukurnya sendiri
aku rindu padamu...21 Sept 2012...SEMAR...


G a l a u
jangan kau curahkan galau..
dalam keranjang cinta...
lantas kau letakan hiidup..di gantungan baju,
atau benak otak atau Sang Dajjal..
bersenyum busuk
atau tertikam sorot mata elang yang tajam
mengoyak jalan jalan yang kau tempuk
bersenyumlah dengan gadismu...
merapikan tanaman bunga di beranda hati
hingga sebuah senyum renyah darinya...
di tengah keranjang wewangi cinta
Sang Sufi
kawanan bintang di kanvas malam...
tak satupun yang menyodorkan catatan harianya...
nanar kuning rembulan, yang mencoba menyingkap
dalam jubah yang menjadi saksi, pergulatan syahdu...
tak berhasil memalngkan wajahnya...
dia hanya menguliti dirinya sendiri...
dalam prosa yang tertoreh di bilah hidupnya....

Sang Sufi terus menerjang sang kehendak
yang memenuhi beranda hatinya...
dia menumpahkan apa yang basah dalam lidahnya...
menjadi untaian dan pernik mutiara
sehingga lolongan anjing terbungkam
dia memiliki malam ini bergumal
dengan hitam putih Syaithon, yang memusari...

Dia menangis...sang tebing menjadi runtuh..
Dia terperangah...putaran bumi menjadi galau...
Dia Tawajuh...Bumipun santun dalam gemulai
hidup manusia...Semarang, 18 SEPT 12

Tegal lan kenanganku.....

samar pedut kota Tegal..
ampak ampak ana perenge esuk....
ijo godong royo royo ora obah
senajan wengi mau angin ketiga tetabuhan
gending dolanan alam Kota Tegal...
mbok ayu wis pada melok pupuran..
menyang pasar, podo golet butuhe agesang...

Kota kiye wis banget akeh kenangan
sing nyokot sendi sendi balungku
apa sajroning ayu pasuryane kotaku
ana pangurapanku sing ngiras pantes
bisa kanggo lelabuhan atiku
kabeh sedulurku lan seisine kota kiye
Sugeng Pepanggihan kotaku ....PUISI TEGALAN



Pinesti....
 
hari ini panas masih mengelupas kulitku...
namun semua tak meluruh...
hari hari masih bersyahwat dengan kulit dagingku....
dalam tidur siangku...
dalam menyusuri aspal aspal pongah...
gerigi roda hidup..masih mengoyaku dalam dalam
tahukah kau hari ?...dalam berandamu
aku tanam kembang setaman...
agar aku dapat lelap, dalam tidur panjang
cakrawala senja aku gambar jelas..
menjadi kanvas indah untuk aku dan istriku
akan aku buru terus hari-hariku...gairahku...
malam panjangku, dalam LindungaMU....



 Duh GUSTI ALLAH...curhatku...
aku punguti hidup, dalam benang merah
yang tergambar dalam cakrawala di istanaMU..
meski setiap sudut bumi, dengan rakus mengoyak sayapku...
namun aku hanya bisa memberi kabar pada
hitam dan putihnya warna burung burung camar
di pantai...berhias karang dan buih putih

aku terpojok dalam relung....
dimana pedang waktu menebas bilik jantung..
saat kepongahan menyumbat nadi darah
kusampaikan pada Puncak Mahameru
namun hanya jendela yang tertutup rapat...

aku menukik berbaring di awan hitam
bergigi tajam, tak mengenaliku
namun aku adalah lengan legam
di bahu yang kekar, dada yang terlapang
berkat KasihMU...dimanakah Kau Tuhanku...?



KITA BERBEDA....

aku dan rembulan...
adalah berbeda jauh berbeda...
kau berambut sutra berkain beludru Eropa
berdandan putri negeri kaca,
di etalase tak sebutirpun debu

aku...
bersarapan ubi dan gula jawa
hanya mampu merapikan butir padi...
berias daun jagung...krtrla rambat..

kau menebar asa dengan kuda kuda gedong loji
aku hanya panda menyeka keringat emak
yang renta di gubug bambu...

aku dan kau jauh berdiri
kuusap peluh...berdebu tanah sawah
kau hiasi manik baju dengan serpihan mutiara
aku dan kau berbeda...SEMARANG 9 September 12


Pepalang Urip...

 Aduh Gusti sing Makaryo Jagad...
kepriben anggonku bisa menyat...
saka pepalang, urip sing landep lan kejem...
sawah kebon inyong wis medegdeg ora ana tetukulan...
palawija entek dipangan walang
demo mung garing telake inyong
Gusti..paringana Pituduh lan sakabehane...
pan apa maning uripku
senadyan atiku gosong digarang dosa
ming inyong ora kuat adoh saka Gusti...

tengahe wengi, mung Gusti ALLAH...
sing amping amping nang pojok jantunge inyong
aja adoh karo aku Gusti ALLAH.....PUISI TEGALAN


Nang endi....?

Alun Alun Tegal,
bersetubuh dengan lampu senja di moncer kotaku
lagi bae kereta biru Kaligung
menjeritkan roda besinya ...semua terhenyak
nanging nang atine inyong, ana saklebeting..
bening pasuryan sulistiyaning warna
ancik ancik warna warni lampu stasiun...
saiki nang endi sampeyan...?
apa wis klalen pinggire Kali Ketiwon
iwak sepat, mujair pada playon sadewane tanggul watu
aku karo sampeyan, pada aruh aruh sore
nang Tegal sing dadi impenanku.....PUISI TEGALAN



Mawar Jingga
Top of Form

Bottom of Form
 mawar jingga...yang kau tanam
entah di sisi langit sebelah mana..
terbawa angin prahara..pekik halilantar
menyambutku..
aku hanya berdikokoh dengan lenganku yang kecil
pekat awanpun hanya mengerlingkan mata
aku di pusari tebing kokoh yang angkuh

jangan kau kemas dusta
dalam lesung pipimu....manja dan ceria
kau sodorkan dalam adonan canda ria
tunggulah angin musim, saat...
semua isi cakrawala menyambutku dengan senyum
saat kuncup mawar merah merona
kau dalam wajah lesu...Semarang, 9 sep 12


Gula Gula Cinta...

aku disisi yang mampu kau pandang
meski jalan menghitam tertikam gerimis semalam,
namun kau gula senyum di pagi ini
sehingga pagi tak bergincu galau
sedulah teh hangat bergula senyumu
semerah mawar...

tepislah lampu sorot jalan
berornamen warna warni hidup
penuh jajanan Hamburger dan roti Belanda
kita adalah penuh dengan nafas tawakal kepadaNYA
peganglah erat tanganku
sehangat mentari sepengalah
di tengahnya terselip liku jalan

aku dan kau satu...9 sept 12 SEMARANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar