Sabtu, 02 Juni 2012

lihatlah malam ini


bila kau tanya diriku...yang menyepi
lihatlah malam ini. Lantas kau taburi dengan bintang,
agar sinarnya tidak perlu engkau raut,
dari sekumpulan “marah dan egomu”
yang hendak melempar matahari jauh-jauh             
ke batas langit.

bila kau telah bosan padaku..yang terpingit
pergilah ke tiap penjuru malam ini
Nyanyian rindumu telah tersembunyi
Karena malam ini begitu rakus menyimpanya

bila akan kau ganti tanaman cintamu....
dengan anggrek bulan
tengoklah malam ini....
semua perdu telah membius, dipagut kejamnya
dingin malamku

bila kau benci.padaku...yang memburu
berpalinglah dari malam  kala kau terpejam
tak perlu kau ganti dengan nyanyian ombak
yang menghempas tiap bilah diriku

bila kau ingin lari dariku..
di batas kota.
kejarlah angin malam ini..
akan kusodori secawan air sorga
hingga lepaslah dirimu dari                 
keringnya angin kemarau di tengah padang

(Tegal, 30 Oktober 2011).



Tak Ada Lagi Rindu

Jangan kau terburu melekatkan ornamen
mawar merah pada kamar pengantin, agar..
aromanya tidak menerbangkan kebusukan
sedangkan duri durinya
menyampaikan kata makian
hingga leherku menjadi terjerat dalam sepi

Nyanyian yang kau buang......
jauh ke belukar, telah menghimpit pagi
sehingga dinding rindupun terluka...
tersedu dalam membaranya
awan jingga yang berkemas dewi amour

aku sigap dalam melipat hari
agar aku terlempar jauh ke..indraloka

(Tegal, 30 Oktober 2011).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar