pesta lampu sang mentari
terlipat di balik awan
kelambu kabut hitam kelabu,
menyisir wajah sang Merapi
aku berlari, menyambangi butir
demi butir kabut itu
sementara senyumu menerbangkan
aku lebih jauh lagi,
untuk singgah di puncak Merapi
untuk menata bilah demi bilah rajutan
hari
kau tetap dalam senyum
di Ketep hingga Parangtritis,
hari hari itu memingitku
tetap kau hidangkan secawan
kasih, bergula ceria
meski tebing tebing Parangtritis
membisu angkuh
ombak Laut Selatan tak henti
menerkamku
namun mereka hanya mampu
bersambang di bali pasir pantai
aku tetap mengembangkan sayap,
untuk menjenguk cakrawala lembut
di balik
bilik jantung
tentang kau dan aku
kau dalam selimut ceria
kau selipkan kembang tujuh warna
di telingamu
kau tak harap istana pasir terpagut ombak
kau hanya bertabur ornamen
kasmaran
dalam rengkuhan langit Laut
Kidul, dalam nyanyian suka
bocah bertelanjang dada mengejar
ombak,
di Ketep kau menggambar
latar Merapi
di Parangtritis kau
tundukan ombak lautan
(Parangtritis, 6 Mei 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar