aku terhempas, menjadi bayangku
sendiri,
membidik arah angin yang berderai tawa
memusari bilik kayu kamarku.
dari celah celah dinding kamar aku memunguti kanvas
penuh warna, menusuku dengan
senyum
meruntuhkan aliran darahku
aku tak mau lagi,
bila kawanan burung
menerbangkanku
hinggap di puncak tebing ketidaktahuan….
kalau kasihku mengusung galau, membeberkan raut wajah
tentang potret hitam putih
segalanya…
kasihku hanya sepenggal
pergulatan ini
yang aku torehkan pada dinding
waktu
jangan kau hiasi wajahmu dengan
air kaca
memantulkan prosa yang kau siratkan
pada lembaran hari yang
melemparkanku…hingga
ke tiap sudut kamarku…
aku hanya berteman angin malam….
dengan rengkuhan yang kokoh
menyesakan dadaku
aku hanya meluaskan beranda
jantungku
agar Tuhanku mampu bersemayam
dalam
rongga jantung yang lapang
bintang telah aku hitung…..
rembulanpun tak lagi mampu
bicara….
atmosfer yang galau telah
menyelinap dalam
perguliran bumi…aku pun takan
surut
untuk merenda kasih dengan
Tuhanku
yang kini masih dalam deruku
dimana kau Tuhanku…?
Tegal, 4 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar