Jumat, 15 Juni 2012

Angin Tenggara


bersama angin tenggara …
telah sampai kita pada cermin kaca yang bening
di pusaran hati yang tak pandai sedu sedan…
meski bulan tetap mengintip dari balik awan
sang mentari kehilangan kegaranganya…

bersama angin tenggara kita segera susun
ornament dari batang tanaman tebu…
dari sawah…yang tidak cukup luas
kau berkebaya menjinjing sahaja
dengan rambut kau bisarkant terurai
di bahumu yang legam

kau tak usah meluruhkan harap
di tengah malam buta berlentera sinar bulan
semoga saja lentera hati dari Sang Maha Segalanya
telah menepikan hatimu dari liarnya angin kemarau
kita tetap menyemai daun pandan
di tengah halaman pagar bambu
tak ada syak wasangka…atau seloroh
kau tetap di tengah rimbun tanaman padi

(TEGAL...15 Juni 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar