bersama angin tenggara …
di pusaran hati yang tak pandai
sedu sedan…
meski bulan tetap mengintip dari
balik awan
sang mentari kehilangan
kegaranganya…
bersama angin tenggara kita segera
susun
ornament dari batang tanaman
tebu…
dari sawah…yang tidak cukup luas
kau berkebaya menjinjing sahaja
dengan rambut kau bisarkant
terurai
di bahumu yang legam
kau tak usah meluruhkan harap
di tengah malam buta berlentera
sinar bulan
semoga saja lentera hati dari
Sang Maha Segalanya
telah menepikan hatimu dari
liarnya angin kemarau
kita tetap menyemai daun pandan
di tengah halaman pagar bambu
tak ada syak wasangka…atau
seloroh
kau tetap di tengah rimbun
tanaman padi
(TEGAL...15 Juni 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar