pernah singgah, menepikan seraut episode menakutkan
di tengah makian debu debu
menyesak dada
tak urung, nyanyian duka
telah disemai di puncak yang
bukan milikmu
meski bibir gincu, menyapa hari
hari yang asing
tak satupun nama tertanam di
pepohonan
yang kekar dan sejuk
merah jambu awan senja
bertepi putih membiru tepi
langit
telah menyongsong wajah yang
akrab dengan
lipatan jaman…guratan hidup
mencumbu nafas
kala terlihat lelah kedua mata
kita.
kau mencoba mengukir sisi langit
yang membentuk barisan awan…bertanam
mekar sari
seberkas himpitkan tajam sebagian langit
meluruhkanmu, …..kembali sepi
dari indahnya wajah bulan di
bumi dongeng
hanya tinggal, bahtera yang
mengusung
serpihan layar menantang angin
buritan
lebih baik kau tawarkan mawar
jingga
dalam sebagian malam
bertabur sayap malaikat dari
rajutan langit
kemana lagi akan kau cincang
hidup ini
bukankah potongan doa lebih
indah
dari jarum waktu yang kau
tinggalkan……(Tegal, 9 Februari 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar